ya.. ini si cuma tugas geografi politik.. mudah-mudahan bermanfaat bagi yang membutuhkan soalnya agak susah juga dicari apalagi yang udah diringkas..
1. Immanuel Wallerstein
Immanuel Wallerstein lahir pada 28 September 1930 di New York. Setelah meraih gelar BS pada tahun 1951, MA pada tahun 1954 dan PhD pada tahun 1959 di Universitas Columbia, Immanuel mengajar di Departemen Sosiologi di Columbia dan kemudian pindah ke Universitas McGill tahun 1971, dan yang paling baru dia memegang jabatan sebagai direktur dari Fernand Braudel Pusat Studi Ekonomi, Sejarah Systems dan Peradaban di Binghamton University, State University of New York.
Sejak pertengahan tahun 1950-an sampai awal tahun 1970-an, Wallerstein sangat focus dengan Afrika. Dalam penelitiannya di Afrika, Wallerstein bersentuhan dengan dunia ketiga, dan dia menulis disertasinya mengenai proses pembentukan nasionalisme di Afrika Barat. Penelitiannya mengenai dunia ketiga berdampak besar terhadap karyanya.Dan mencapai kesuksesan saat mempublikasikan karyanya tantang politik ekonomi global. ini dimulai dengan karya The Rise and Future Demise of the World Capitalist System: Concepts for Comparative Analysis pada tahun 1974 yang menggunakan pendekatan teori system dunia yang merupakan perspektif makrososiologi yang berupaya menjelaskan dinamika “ekonomi dunia kapitalis” sebagai sistem yang bersifat total. Kemudian pada 1976, Wallerstein mempublikasikan bukunya berjudul The Modern World System jilid pertam yang berjudul Capitalist Agriculture and the Origins of the European World-Economy in the Sixteenth Century. Dengan karya tersebut Wallerstein memberikan kontribusi besar di dalam pemikiran sejarah dan sosiologi dan memancing berbagai respon dan inspirasi bagi pemikir lainnya.
The Modern World-System, muncul dalam tiga jilid yaitu pada tahun 1974, 1980 dan 1989. Dalam buku tersebut, Wallerstein mengacu pada tiga pengaruh intelektual. Yaitu Karl Marx, yang ia mengikuti mendasar menekankan faktor-faktor ekonomi dan dominasinya atas faktor-faktor ideologis dalam politik global, dan ekonomi yang berpikir bahwa ia telah mengadopsi dengan ide-ide sebagai dikotomi antara modal dan tenaga kerja, yang dipentaskan pandangan dunia melalui tahap-tahap pembangunan ekonomi seperti feodalisme dan kapitalisme, kepercayaan dalam akumulasi modal, dialektika dan lebih. Kemudian Fernand Braudel, yang telah menggambarkan perkembangan dan implikasi politik dari jaringan luas pertukaran ekonomi di dunia Eropa antara 1400 dan 1800 dan ketiga adalah Teori dependensi, konsep yang paling jelas dari "inti" dan "pinggiran" serta kemungkinan - pengalaman praktis dan tayangan yang didapat dari karyanya sendiri mengenai pasca-kolonial Afrika.
Dalam bukunya The Modern World-System (1974), Wallerstein membuat kontribusi yang signifikan pada sosiologi dan globalisasi di dalam teori Sistem Dunia. Tidak seperti kebanyakan karya sejarah Marxis yang berkaitan dengan menganalisis perkembangan ekonomi kapitalis ketidaksetaraan, teori Sistem Dunia tidak berkonsentrasi pada hubungan antara kelas-kelas sosial atau antara negara dan pekerja. Melainkan, berfokus pada batas entitas ekonomi yang disebut sistem dunia. The World-System terdiri dari tiga wilayah geografis utama yaitu inti, periferal, dan semi periphery. Inti adalah wilayah geografis yang mendominasi ekonomi dunia. Wilayah perifer adalah wilayah yang menyediakan bahan mentah dan murah untuk diproduksi komoditas inti, ketika dipaksa untuk mengimpor, produk jadi mahal dari kawasan inti. Semi periphery adalah daerah yang tersisa secara bersamaan dieksploitasi oleh inti dan pemanfaatan pinggiran.
Analisis “system dunia” yang dikemukakan oleh Walleestein telah membantu dalam menyelesaikan banyak persoalan terutama lebih berguna dalam ilmu sosial. Wallerstein jug atelah menghidupkan kembali teori informasi baik di dalam maupun di luar disiplin ilmu. Wallerstein secara historis berorientasi pada wawasan pengetahuan yang terintegrasi dari ekonomi, sejarah, ilmu pengetahuan politik dan antropologi sehingga mampu menganalisis dan berteori sosial skala besar perubahan selama jangka waktu yang lama.
2. Peter Taylor
Nama lengkapnya adalah Peter James Taylor, lahir pada tahun 1944 dan dibesarkan di Calverton dekat Nottingham, Inggris. Dia adalah seorang geograf yang menerima gelar BA di bidang Geografi dari Universitas Liverpool pada tahun 1966 dan mendapatkan gelar PhD di bidang Geografi dari Universitas yang sama pada tahun 1970. Dari tahun 1968 sampai 1995, Taylor mengajar di Universitas Newcastle, setelah tahun 1995 Taylor mengajar di Universitas Loughborough. Pada tahun 1990, Taylor diajak oleh Immanuel Wallerstein untuk ikut serta dalam proyek MacArthur Foundation.
Taylor paling sangat dikenal dalam Geografi mengaitkan perspektif dunia untuk mengangkat isu dalam geografi politik. Dalam konteks, hal ini harus dilihat sebagai sebuah kontribusi yang signifikan dalam menyebarkan teori geografi politik pada tahun 1960-an. Pekerjaan Taylor adalah salah satu perangsang yang menginformasikan perkembangan dari banyak orientasi pada tahun 1980an dan 1990an. Selain itu, Taylor juga berkontribusi sebagai penganalisis Negara dan kekuatan politik dalam pandangan system dunia. Mengingat rancangan asli dari pandangan system dunia yang pada saat itu dia bekerja sama dengan Wallerstein, yang mempunyai keterbatasan dalam pemahaman cara kerja suatu Negara dalam ekonomi global, Taylor mulai menulis pada tahun 1980an dan dapat membantu tentang teori polotik.
Pada awalnya ilmu yang diterapkan Taylor sangat menekankan pada teori dan metodelogi dalam semua hal geografi, namun pada analisis system dunia dalam geografi politik, tidak hanya konsep dari politik namun juga pengertian yang lebih meluas tentang wilayah dan pemerintahan. Taylor memulai analisanya dengan membagi menjadi tiga bagian, yaitu core, semiperiphery, dan periphery. Tiga pembagian ini menunjukkan banyaknya proses ekonomi yang mendominasi di dalam batasan sebuah Negara. Inti proses ekonomi (core economic processes) berhubungan dengan pengembangan teknologi dan upah yang tinggi. Peripheral economic processes berbeda dengan core economic processes karena tidak berdasar pada pengembangan teknologi tetapi berdasarkan pekerja buruh yang upahnya rendah. Sedangkan semi peripheral economic processes merupakan kombinasi antara core dan peripheral economic processes.
3. Gerard Toal (Gearóid Ó Tuathail)
Gerard Toal lahir pada tahun 1962 dan dibesarkan di wilayah perbatasan antara Republik Irlandia dan Irlandia Utara dan belajar geografi di wilayah Monaghan, bagian utara Irlandia. Dia mendapat gelar BA dalam bidang sejarah dan geografi pada tahun 1982 dari St Patrick’s Collage. Kemudian mendapat gelar Master di Geografi dari University of Illinois di Champaign-Urbana, dan Ph.D. dalam politik geografi dari Syracuse University pada tahun 1989. Gerard Toal tertarik pada bidang berpotongan antara geografi dan hubungan internasional yang disebut "Critical Geopolitics." Penelitian Toal spesialisasi termasuk geopolitik kritis, nasionalisme, geografi politik, pasca-Komunisme, dan globalisasi. Dia telah menjadi tokoh pendiri dalam membangun Critical Geopolitics sebagai domain penelitian dalam geografi politik dan hubungan internasional.
Toal telah terlibat dalam pengembangan 'geopolitik kritis' sebagai perspektif penelitian selama dua dasawarsa dimulai dengan sebuah artikel yang ditulisnya pada tahun 1986 pada wacana kebijakan luar negeri AS dan El Salvador. Pada tahun 1996 ia menerbitkan Critical Geopolitics. Dalam buku “Critical Political Geography” Toal mengemukakan pendapatnya mengenai kekuatan politik dan memfokuskannya kepada pembanguanan keruangannya, ras dan gender.
Kontribusi Toal membahas space and place adalah keikutsertaannya dalam kritik teori tentang geopolitik. Pada dasarnya, geopolitik adalah bagaimana analis negara, militer atau lainnya, menafsirkan operasi teritorial kekuasaan negara dan memvisualisasikan ruang kontrol. Toal berpendapat untuk kritik geopolitik yang mengakui dan mengekspos pernyataan geopolitik dan membuat informasi kritik keruangan pada praktek kekuasaan. Menurut Toal, seharusnya geografi dan geografi politik dapat lebih ditegaskan dengan menghubungkan proses dalam penulisannya yaitu keruangan global yang dilihat dari intelektual masyarakat suatu Negara dan institusinya salah satu kontribusi yang signifikan dari Toal adalah mengintegrsikan teori tersebut untuk menganalisis pembagian politik internasional dan segala tekanan yang penting dalam geografi. Kritik geografi politik tersebut membuat isu-isu tentang keruangan dan geografi politik sebagi disiplin hubungan internasional serta para praktisinya termasuk analisis geografi dalam debat intelektual dan para sarjana yang secara besar-besaran menolak perspektif ini.
Toal dan Dalby mempertahankan bahwa geografi politik merupakan fenomena sosiokultur dalam kehidupan sehari-hari. Geopolitik menggambarkan memproduksi dan dikonsumsi oleh banyak cara. Menguji kondisi geopolitik pada kondisi politik di internasional pada saat ini, Toal berpendapat bahwa proses-proses seperti globalisasi, telekomunikasi dan masyarakat dunia yang penuh resiko merupaka tantangan dalam berfikir tentang batas-batas Negara, territorial, kekuatan, pertahanan dan keamanan dengan kemajuan dunia dalam bidang internet, bioteknologi, dan telekomunikasi dalam bidang kapitalisme, industry dan keilmuan. Semuanya dikhawatirkan dapat dikendalikan kea rah yang salah yang dapat membahayakan keamanan suatu Negara.
Sumber :
http://www.globalautonomy.ca/global1/servlet/Glossarypdf
http://en.wikipedia.org/
Book “Key Thinker on Space and Place”